Perencanaan Tahapan Pembangunan Fasilitas Terminal 3 Juanda Berdasarkan Pertumbuhan Penumpang
Perencanaan Tahapan Pembangunan Fasilitas Terminal 3 Juanda Berdasarkan Pertumbuhan Penumpang
Blog Article
Dengan adanya pertumbuhan penduduk, perkembangan ekonomi, dan pengaruh dari ASEAN Open Sky di Indonesia, penggunaan pesawat terbang sebagai alat transportasi semakin banyak digunakan.Peningkatan demand ini merupakan pemicu dibangunnya terminal baru di Bandar Udara Juanda.Proses Does Context Matter? Effective Deep Learning Approaches to Curb Fake News Dissemination on Social Media perencanaan dimulai dengan peramalan jumlah penumpang, untuk mengetahui pada tahun berapa jumlah penumpang mencapai 75 juta di terminal baru dan jumlah pergerakan pesawat pada tahun tersebut.
Setelah itu akan dilanjutkan dengan menghitung luas ruang terminal, luas apron dan luas parkir dengan menggunakan perhitungan luas standar SNI 03-7046-2004.Setelah diketahui perkiraan tahun pembangunannya melalui peramalan, maka akan direncanakan pentahapan pembangunan terminal 3 Bandara Juanda sesuai dengan pertumbuhan penumpang pada peramalan tersebut.Peramalan dilakukan menggunakan software SPSS dan Minitab untuk mencari model ARIMA.
Dengan menggunakan pemodelan ARIMA tersebut, diketahui bahwa penumpang Terminal 3 Bandara Juanda akan mencapai 75 juta pada tahun 2029.Pentahapan terminal akan dimulai pada tahun 2017 dengan pengerjaan prioritas nya adalah membangun gedung terminal, runway 1, apron grup 1, dan kantor-kantor operasional agar terminal dapat digunakan secepat mungkin.Pada tahun 2019 penerbangan domestik akan dibuka guna menanggulangi overcapacity pada Bandara Juanda.
Pembangunan runway 2 dan gedung terminal bagian 2, dilakukan pada tahun 2019 hingga pada tahun 2022 penerbangan internasional juga dapat dibuka.Akses menuju terminal yaitu pembangunan rel kereta diprioritaskan dan dimulai tahun 2022 hingga 2024.Pembangunan fasilitas arsitektur dilakukan dari tahun 2023 hingga tahun 2029 dan seluruh pembangunan sudah harus selesai AGGRESSION AS “ORGANIZED HYPOCRISY?” – HOW THE WAR ON TERRORISM AND HYBRID THREATS CHALLENGE THE NUREMBERG LEGACY pada tahun tersebut.